Air Susu Ibu (ASI) bukan hanya sumber nutrisi utama bagi bayi, tetapi juga mengandung berbagai komponen bioaktif yang berperan dalam melindungi bayi dari infeksi. Salah satu komponen penting dalam ASI adalah zat antimikroba, yang berfungsi melawan bakteri, virus, dan patogen lain yang dapat menyebabkan penyakit. Berikut adalah beberapa kandungan antimikroba pada ASI yang membantu melindungi bayi dari infeksi.
Baca Juga : Apa Saja Penyebab Kanker Payudara?
1. Lisozim
Lisozim adalah enzim yang secara alami terdapat dalam ASI, terutama dalam kolostrum (ASI awal yang diproduksi segera setelah melahirkan). Enzim ini berperan dalam menghancurkan dinding sel bakteri, sehingga mencegah pertumbuhan dan penyebaran bakteri patogen seperti E. coli dan Salmonella. Kadar lisozim dalam ASI meningkat seiring dengan pertumbuhan bayi, membantu melindungi bayi dari risiko infeksi bakteri.
2. Laktoferin
Laktoferin adalah protein yang berfungsi untuk mengikat zat besi. Zat besi diperlukan oleh bakteri untuk berkembang biak, sehingga dengan mengikat zat besi, laktoferin menghambat pertumbuhan bakteri. Selain itu, laktoferin juga memiliki aktivitas langsung melawan berbagai jenis mikroorganisme, termasuk bakteri, virus, dan jamur. Laktoferin juga memperkuat sistem kekebalan bayi dengan merangsang aktivitas sel imun.
3. Sekretori Imunoglobulin A (sIgA)
sIgA adalah antibodi yang sangat dominan dalam ASI dan berperan penting dalam melindungi bayi dari infeksi. sIgA bekerja dengan cara menempel pada patogen seperti bakteri dan virus, mencegah mereka menempel pada sel-sel tubuh bayi dan berkembang biak. Antibodi ini juga membantu menjaga keseimbangan mikrobiota usus yang sehat, yang penting untuk kesehatan saluran pencernaan bayi.
4. Oligosakarida ASI (HMO)
Oligosakarida adalah gula kompleks yang tidak dapat dicerna oleh bayi, tetapi berfungsi sebagai prebiotik yang mendukung pertumbuhan bakteri baik di usus, seperti Bifidobacteria. Selain itu, oligosakarida juga berperan sebagai “umpan palsu” bagi patogen, mencegah bakteri dan virus menempel pada dinding usus bayi. Ini membantu mengurangi risiko infeksi saluran pencernaan seperti diare.
5. Asam Lemak dan Monogliserida
ASI mengandung asam lemak rantai panjang seperti asam laurat dan kaprat yang memiliki sifat antimikroba. Saat dicerna, asam lemak ini diubah menjadi monogliserida yang dapat menghancurkan membran lipid virus dan bakteri, sehingga mencegah infeksi.
6. Sitokin dan Faktor Imun Lainnya
ASI juga mengandung berbagai sitokin, yaitu molekul yang berperan dalam mengatur respons imun tubuh. Faktor-faktor ini membantu meningkatkan respons imun bayi terhadap infeksi, serta mempercepat penyembuhan dari penyakit. Selain itu, komponen lain seperti laktenin, defensin, dan komplement juga berperan dalam melawan patogen.
Manfaat Perlindungan Jangka Panjang
Kandungan antimikroba dalam ASI tidak hanya melindungi bayi dari infeksi selama masa menyusui, tetapi juga memberikan efek perlindungan jangka panjang. Bayi yang diberi ASI eksklusif terbukti memiliki risiko lebih rendah terhadap berbagai penyakit infeksi, alergi, serta penyakit metabolik seperti diabetes di kemudian hari. ASI juga mendukung perkembangan sistem kekebalan tubuh bayi yang belum matang, sehingga memperkuat respons imun mereka terhadap ancaman infeksi di masa depan.
Kesimpulan
ASI adalah sumber perlindungan alami yang kaya akan komponen antimikroba. Kandungan lisozim, laktoferin, sIgA, oligosakarida, dan komponen imun lainnya bekerja bersama untuk melindungi bayi dari berbagai infeksi bakteri, virus, dan patogen lainnya. Menyusui bukan hanya memberikan nutrisi yang optimal bagi bayi, tetapi juga memperkuat sistem imun mereka, memberikan perlindungan penting pada awal kehidupan bayi.