Bagaimana Diagnosis Osteoporosis Dilakukan?

Bagaimana Diagnosis Osteoporosis Dilakukan? post thumbnail image

Osteoporosis adalah kondisi yang menyebabkan tulang menjadi lemah dan rapuh, sehingga mudah patah, terutama pada tulang pinggul, tulang belakang, dan pergelangan tangan. Diagnosis dini sangat penting untuk mencegah komplikasi yang lebih serius, karena pada tahap awal osteoporosis sering kali tidak menunjukkan gejala. Berikut adalah cara diagnosis osteoporosis dilakukan:

Baca Juga : Kenali Apa Saja Faktor Risiko ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut)

1. Riwayat Medis dan Pemeriksaan Fisik

Dokter akan mulai dengan menanyakan riwayat kesehatan pasien, termasuk faktor risiko seperti:

  • Riwayat patah tulang
  • Usia (terutama pada wanita setelah menopause)
  • Riwayat keluarga osteoporosis
  • Gaya hidup (aktivitas fisik, konsumsi alkohol, dan rokok)
  • Asupan kalsium dan vitamin D

Pemeriksaan fisik dapat mencakup pengukuran tinggi badan, karena penurunan tinggi badan bisa menjadi tanda osteoporosis terkait keropos tulang belakang.

2. Pengukuran Kepadatan Tulang (Bone Mineral Density/BMD Test)

Tes DEXA (Dual-Energy X-ray Absorptiometry) adalah tes yang paling umum digunakan untuk mendiagnosis osteoporosis. Tes ini mengukur kepadatan mineral tulang di area-area seperti tulang pinggul dan tulang belakang. Nilai kepadatan tulang dari tes ini dibandingkan dengan nilai normal untuk orang dewasa muda yang sehat.

  • T-score: Hasil pengukuran ini memberikan nilai T-score. Jika T-score berada di:
    • -1,0 atau lebih tinggi: Normal
    • Antara -1,0 dan -2,5: Osteopenia (kepadatan tulang rendah, tetapi belum osteoporosis)
    • -2,5 atau lebih rendah: Osteoporosis

3. Pemeriksaan Darah dan Urin

Tes darah dan urin dapat membantu dokter menentukan apakah ada kondisi medis lain yang dapat menyebabkan osteoporosis atau mempengaruhi kesehatan tulang. Misalnya, tes ini dapat mengukur kadar kalsium, vitamin D, hormon tiroid, dan hormon paratiroid.

4. Pemeriksaan Pencitraan Lainnya

Selain DEXA, dalam beberapa kasus dokter mungkin meminta pemeriksaan lain untuk menilai tulang lebih lanjut:

  • X-ray: Digunakan untuk melihat apakah ada fraktur atau perubahan struktur tulang yang signifikan.
  • CT Scan atau MRI: Bisa digunakan untuk memeriksa fraktur kompresi pada tulang belakang.

5. Penilaian Risiko Patah Tulang (Fracture Risk Assessment Tool – FRAX)

FRAX adalah alat yang digunakan untuk memperkirakan risiko patah tulang dalam 10 tahun ke depan berdasarkan faktor risiko individu seperti usia, jenis kelamin, riwayat keluarga, dan hasil dari tes kepadatan tulang. Alat ini membantu dokter menentukan apakah seseorang memerlukan pengobatan atau perubahan gaya hidup.

Kesimpulan

Diagnosis osteoporosis melibatkan beberapa langkah, termasuk pemeriksaan riwayat medis, pengukuran kepadatan tulang, serta tes laboratorium dan pencitraan. Tes ini membantu dokter memantau kesehatan tulang dan memberikan penanganan yang tepat untuk mencegah patah tulang serta komplikasi lain yang lebih serius. Jika Anda memiliki risiko osteoporosis, penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk menjalani pemeriksaan dini.

Related Post